Indonesian - The Race for AGI: Big Tech vs Decentralized Approaches

Source article: The Race for AGI: Big Tech vs Decentralized Approaches | by SingularityNet | SingularityNET
Translation by: bangwin
Dework task link: https://app.dework.xyz/singularitynet-ambas/test-38287?taskId=0fe2e921-2308-4130-bc9e-cdd1aec928a9
Community review: Please leave comments below about translation quality or like this post if it is well translated

Perlombaan untuk AGI: Pendekatan Teknologi vs Terdesentralisasi

Para Singularitarian yang tercinta,

Perlombaan untuk menciptakan Kecerdasan Umum Buatan (Artificial General Intelligence/AGI) sedang berlangsung — faktanya, hal ini telah berlangsung selama beberapa dekade, sejak penelitian AI dimulai dan sejak tahun 1950an ketika Alan Turing menerbitkan makalah penting “Computing Machinery and Intelligence,” yang memperkenalkan Tes Turing. sebagai kriteria kecerdasan.

(Tokoh terkemuka di dunia AI seperti Dr. Ben Goertzel melanjutkan upaya ini, dengan mengusulkan tolok ukur tambahan seperti “tes robot mahasiswa”. Tes ini, sesuai dengan namanya, menganjurkan agar AI didaftarkan di perguruan tinggi dan mendapatkan gelar menggunakan sumber daya yang sama dengan siswa lain yang terdaftar untuk gelar yang sama.”)

Kita telah menempuh perjalanan panjang sejak Tes Turing. Dari awal program AI pada tahun 1960an hingga jaringan saraf dan pembelajaran mesin )machine learning) pada akhir abad lalu, hingga pembelajaran mendalam (deep learning) dan seterusnya, perlombaan untuk AGI telah berevolusi dari diskusi teoretis awal dan program AI dasar hingga sistem canggih dengan tujuan utama menciptakan mesin yang memiliki kecerdasan umum seperti manusia.

Saat ini, perusahaan Teknologi Terkemuka seperti Google, Microsoft, OpenAI, dan Facebook berada di garis depan dalam persaingan AGI. Organisasi-organisasi ini memiliki sumber daya yang besar, infrastruktur canggih, dan akses terhadap data dalam jumlah besar, yang semuanya merupakan elemen penting untuk memajukan penelitian AGI.

Pendekatan terpusat (centralized) yang diambil oleh perusahaan-perusahaan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan

Sebagai permulaan, mereka dapat mengalokasikan miliaran dolar untuk penelitian dan pengembangan serta membangun pusat data mutakhir dan sistem komputasi berkinerja tinggi yang diperlukan untuk model AI yang kompleks. Perusahaan-perusahaan ini menarik talenta tingkat tinggi dari seluruh dunia, sehingga menciptakan lingkungan yang kaya untuk inovasi. Dengan layanan yang digunakan oleh miliaran orang, mereka memiliki akses ke data penting dalam jumlah tak tertandingi untuk melatih model AI yang canggih. Selain itu, mereka dapat dengan mudah mengintegrasikan teknologi AI baru ke dalam platform yang sudah ada, sehingga memastikan penerapan dan skalabilitas yang cepat.

Namun, pendekatan terpusat (centralized) ini juga menghadirkan tantangan dan kekhawatiran yang signifikan. Konsentrasi data dan kekuasaan ditangan segelintir orang menimbulkan masalah etika dan privasi, yang berpotensi mengarah pada penyalahgunaan mengingat faktor manusia yang terlibat didalamnya. Dominasi beberapa perusahaan dalam pengembangan AGI dapat mengakibatkan praktik monopoli, dan bias yang melekat pada data dan algoritma organisasi-organisasi ini dapat menyebabkan perilaku dan keputusan AI yang tidak tepat. Selain itu, perusahaan-perusahaan ini seringkali beroperasi secara tertutup, dengan transparansi yang terbatas mengenai proses dan tujuan penelitian mereka, sehingga menyulitkan masyarakat untuk meminta pertanggungjawaban mereka.

Inikah yang kita sebagai umat manusia inginkan agar Singularitas terjadi? Di balik pintu tertutup, dengan beberapa orang yang berusaha menguasai teknologi apa yang paling penting yang dikembangkan dalam sejarah umat manusia? Atau apakah kita ingin Singularitas didemokratisasi dan didesentralisasi, dimana setiap orang mempunyai suara dan pada akhirnya mendapatkan manfaat dari inovasi transformatif ini?

Alternatif yang terdesentralisasi

Pendekatan terdesentralisasi dalam pengembangan AGI akan menekankan keterbukaan, kolaborasi, dan distribusi sumber daya (dan tentunya manfaat). Peneliti independen, komunitas open-source, dan organisasi seperti SingularityNET adalah pemain kunci di arena ini.

Proyek yang terdesentralisasi sering kali dijalankan dengan filosofi transparansi, sehingga penelitian, data, dan modelnya terbuka untuk pengawasan dan kolaborasi publik. Keterbukaan ini menumbuhkan kepercayaan dan akuntabilitas serta bertujuan untuk mendemokratisasi akses terhadap teknologi AI, yang berpotensi mengarah pada distribusi manfaat yang lebih adil ke seluruh masyarakat.

Komunitas peneliti global yang berkolaborasi dalam model desentralisasi menghadirkan perspektif yang beragam, mendorong inovasi dan mendorong kemajuan dengan pesat. Selain itu, desentralisasi juga menciptakan ekosistem yang lebih tangguh, dimana kegagalan atau terkooptasinya satu pihak tidak menghentikan kemajuan.

Namun, pendekatan desentralisasi menghadapi tantangan tersendiri. Kelompok independen dan terdesentralisasi seringkali kekurangan sumber daya keuangan dan komputasi yang besar yang tersedia bagi perusahaan teknologi terkemuka, sehingga dapat memperlambat kemajuan dan membatasi skala eksperimen dan implementasi. Mengkoordinasikan upaya-upaya di seluruh jaringan yang terdesentralisasi dapat menjadi sebuah tantangan, dengan risiko fragmentasi yang menyebabkan duplikasi pekerjaan dan inefisiensi. Namun tidak demikian halnya dengan salah satu pemimpin dalam desentralisasi AI – SingularityNET.

SingularityNET memimpin dalam desentralisasi dan demokratisasi AGI

Sejak didirikan pada tahun 2017, SingularityNET memiliki satu visi inti — untuk menciptakan Kecerdasan Umum Buatan yang terdesentralisasi, demokratis, inklusif, dan bermanfaat.

Platform SingularityNET bertujuan untuk mendemokratisasi AI, memungkinkan siapa saja mengakses dan berkontribusi pada pengembangan AI, memastikan bahwa teknologi tersebut bermanfaat bagi umat manusia. Marketplace kami yang terdesentralisasi memungkinkan demokratisasi teknologi AI, dan kami berkomitmen untuk mengembangkan AI demi memberi manfaat bagi semua makhluk hidup.

Dengan komunitas pengembang, peneliti, dan peminat AI yang kuat, tujuan kami adalah menciptakan AGI yang bermanfaat dengan mengembangkan ekosistem yang terdesentralisasi, transparan, dan kolaboratif. Komitmen kami terhadap pertimbangan etis, kemitraan strategis dengan mereka yang menganut nilai-nilai yang sama dengan kami, dan partisipasi masyarakat memastikan bahwa pengembangan AGI selaras dengan tujuan yang lebih luas yaitu memberi manfaat bagi umat manusia dan semua makhluk hidup.

Upaya mencapai AGI adalah salah satu usaha ilmiah paling ambisius dan transformatif di zaman kita.

Baik didorong oleh kekuatan teknologi terkemuka yang terkonsentrasi atau upaya kolaboratif jaringan yang terdesentralisasi, pengembangan AGI akan membentuk masa depan umat manusia secara mendalam. Terserah kita sebagai umat manusia untuk bersatu dan memutuskan bagaimana caranya.

Ikuti terus Berita Terbaru, Ikuti Kami di: